Senin, 15 Februari 2010

Prof Hassan Ko Nakata: Indonesia Layak Jadi Tempat Tegaknya Khilafah


Runtuhnya kapitalisme adalah sunnatullah. Saatnya Islam tampil sebagai ideologi alternatif.

Indonesia adalah tempat yang layak bagi tegaknya khilafah, selain Turki. Pernyataan itu disampaikan Prof Hassan Ko Nakata, dosen Fakultas Theologi Universitas Doshisha, Jepang, dalam Halaqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-17 di Jakarta, Ahad (14/7).

Pandangan Nakata itu didasarkan pada kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia . “Dan Hizbut Tahrir bisa bergerak secara terbuka di sini, ini berbeda dengan di negara-negara lain,” katanya dalam HIP bertema: “Di Ambang Kehancuran Amerika: Dunia Membutuhkan Khilafah”.

Selain Prof. Hassan Ko Nakata, hadir tiga pembicara lainnya. Mereka adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin, cendekiawan muslim (alumni Harvard University) Dr. Ahmad Rusydan, dan Ketua DPP HTI Farid Wadjdi. Seperti biasanya, acara yang berlangsung di Wisma Antara ini dihadiri ratusan hadirin. Kapasitas 500 tempat duduk tak mencukupi. Sebagian harus rela berdiri dan duduk di lantai.

Farid Wadjdi mengemukakan jauh-jauh hari pendiri Hizbut Tahrir Syekh Taqiyuddin An Nabhani memprediksi bahwa sistem kapitalisme global akan hancur sebab sistem tersebut berdiri di atas sistem yang tidak rasional dan tidak sesuai dengan fitrah manusia . Tidak mengherankan kalau sistem ini tidak bisa menyelesaikan persoalan kemanusiaan saat ini. Kapitalisme bahkan menjadi penyebab berbagai persoalan besar kemanusiaan seperti kemiskinan, kebodohan , dan ketidakadilan globa.

Sistem kapitalisme global juga bersifat kontradiktif. Ia menjelaskan, Amerika yang menerapkan sistem kapitalisme mengklaim dirinya sebagai pembela HAM nomer 1 dunia tapi nyatanya Negara Paman Sam itu juga pelanggar HAM nomer wahid dunia. Sistem ini, lanjutnya, tidak mampu memberikan ketentraman bagi diri manusia, tidak sesuai dengan fitrah manusia.

Disamping itu ,menurut Farid, Sistem kapitalisme telah menjadikan baik dan buruk berdasarkan asas manfaat dilihat dari sejauh mana hal itu bisa memuaskan secara materi , jasadiyah (fisik) . Akibatnya keserakahan dan imperialistik menjadi karekter utama dari sistem ini “Mereka menghalalkan segala cara, membunuh warga sipil yang tidak berdosa untuk memenuhi kepentingan materi dan keserakahannya,” jelas Farid.

Ahmad Rusydan yang belasan tahun tinggal di Amerika berbagi pengalaman dan pandangan tentang Amerika. Ia pun berpendapat bahwa Amerika berada dalam kondisi terpuruk. Ia mengungkap sejumlah indikasi di antaranya bertambahnya jumlah rakyat miskin. Selain itu, jumlah pengutang kian banyak. Bersamaan dengan itu jumlah mereka yang tak mampu membayar kredit juga membengkak.

Namun demikian, menurutnya, selain membicarakan tanda-tanda keruntuhan Amerika untuk membuktikan bahwa sistem ini tidak layak, yang lebih penting lagi adalah bagaimana membangun sistem peradaban Islam itu sendiri yakni khilafah Islam. “Khilafah akan membuat pihak lain bisa menyaksikan keunggulan sistem Islam dalam berbagai bidang ekonomi, politik, dsb. Dan ini akan membuat masyarakat dunia berpaling dan mendukung sistem Islam. Ketika masyarakat dunia berpaling dari kapitalisme, itulah awal kehancuran nyata kapitalisme,” kata ahli kanker ini.

Ketika ditanyakan kepadanya mengapa media massa Barat selalu menggambarkan AS dengan citra yang baik, menurutnya, hal itu adalah bagian dari propaganda kapitalisme. Padahal sebenarnya media massa lokal di sana banyak menggambarkan fakta-fakta buruk Amerika. Bertahannya Amerika dalam keterpurukannnya hingga sekarang, kata Rusydan, karena belum ada ideologi alternatif yang menggantikannya. Inilah kesempatan Islam untuk tampil.

Prof Din Syamsudin pun menilai keruntuhan Amerika merupakan sunatullah karena setiap peradaban akan dipergilirkan di dunia ini. Menurut Din, penegakan khilafah harus menjadi tujuan kaum Muslimin. Ia mendukung penegakan khilafah. Hanya saja, lanjutnya, harus didiskusikan terlebih dahulu bagaimana langkah-langkah penegakan khilafah itu. Juga harus diketahui bagaimana strategi membangun peradaban.

Menanggapi itu, Farid menjelaskan Hizbut Tahrir telah mempersiapkan hal tersebut. Realisasi dari konsepsi membangun peradaban yang dijalani hizb tertuang dalam kitab “Manhaj Hizb at Tahrir fi at Taghyir”. Ia menjelaskan, buku itu menguraikan berbagai koreksi langkah-langkah kaum Muslimin yang selama ini belum berbuah hasil dalam upaya penegakan khilafah sekaligus alternatif manhaj (metode) yang ditetapkan Hizbut Tahrir. “Hizbut Tahrir sudah mempersiap konsepsi peradaban dengan membuat buku Nidzamul Hukmi yang membahas sistem pemerintahan , an Nidzamul Iqthisady membahas sistem ekonomi, an Nidzamul Ijtima’i membahasa sistem pergaulan, dsb,” jelas Farid

Sementara itu Prof . Hasan Ko Nakata - yang mengambil gelar Ph.D di Cairo University bidang pemikiran politik Islam - menyatakan dalam kondisi global dunia yang terpuruk sekarang, khilafah akan menjadi solusi dunia atas kegagalan kapitalisme dunia di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Apalagi mengingat fakta bahwa negara-negara di dunia cenderung untuk yang mencoba menyatu seperti Eropa. “Ini membuat penegakan khilafah sangat memungkinkan,” kata Nakata.

Nakata pada bagian lain mengkritik pendapat orang-orang liberal yang mengatakan khilafah tidak akan tegak dengan alasan jumlah penduduk yang banyak dan banyaknya perselisihan antar umat Islam. Ia mengambil contoh negara India dan Cina, meski penduduknya banyak, mereka bisa bersatu. Eropa dalam sejarahnya juga antar sesama mereka pernah terjadi konflik bahkan menimbulkan korban yang sangat besar. Tapi karena ada political will untuk bersatu, Eropa bisa bersatu. ” Ini karena mereka melihat pentingnya ada persatuan sehingga mau bersatu, Umat Islam sudah saatnya dan selayaknya bersatu sekarang , persatuan umat Islam sedunia akan terwujud dengan adanya Khilafah ,” kata Nakata dalam bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Siddiq Al Jawi.

Dalam diskusi bulan itu seorang peserta mempertanyakan kapan khilafah akan tegak. Farid menjawab, yang benar-benar tahu kapan khilafah tegak adalah Allah SWT. Namun secara I’tiqad (keyakinan) umat Islam harus yakin Islam akan menang dan khilafah akan tegak sebagaimana janji Allah dalam Alquran.

Selain itu, lanjutnya, umat Islam harus mengikuti kaidah kausalitas terwujudnya khilafah Islam. Jalannya adalah mempersiapkan segala hal yang menjadi syarat bagi tegaknyta khilafah itu sendiri. Hal yang harus ada adalah peratama, kesadaran masyarakat untuk mau menegakkan hukum islam dan Khilafah ; kedua, kesadaran dan dukungan dari ahlul quwwah, terutama kelompok militer . “Pertanyaan pentingnya sesungguhnya bukanlah kapan khilafah akan tegak? Tapi kapan kita berjuang bersama menegakkan khilafah Islam, inilah yang akan mempercepat tegaknya Khilafah ” tandas Farid.

Prof Din berpandangan, persatuan umat Islam bukan hal yang mustahil terwujud. Umat Islam mempunyai potensi yang luar biasa mulai dari sumber alam, jumlah penduduk yang besar, termasuk sistem Islam itu sendiri. ” Disamping itu, secara historis umat Islam pernah mengalami kejayaan,” tandasnya.

Nakata juga menjelaskan, kewajiban menegakkan khilafah adalah kewajiban seluruh kaum Muslimin. Tidak ada perbedaan di antara mahzab-mahzab yang ada. “Semua sepakat menegakkan khilafah hukumnya wajib,” tandasnya. Kewajiban menegakkannya, kata Nakata, adalah kewajiban terpenting setelah fardlu ain dan harus didahulukan dibanding yang sunnah. “Saatnya sekarang kita sebarkan pemahaman kewajiban menegakkan khilafah kepada umat, baik Muslim maupun non Muslim, dengan bahasa yang mudah agar khilafah segera tegak,” tandas Nakata yang pernah menjadi pembicara dalam Konferensi Khilafah Internasional di Stadion Gelora Bung Karno Agustus 2007 itu. (Mujiyanto/mediaumat.com)

COMMENTS :

Don't Spam Here

0 komentar to “Prof Hassan Ko Nakata: Indonesia Layak Jadi Tempat Tegaknya Khilafah”

Posting Komentar

 

"BERFIKIR IDEOLOGIS, BERTINDAK SIYASIH, ISTIQAMAH DALAM DAKWAH" | Copyright © Hanya Milik Allah SWT | template By: NdyTeeN.. Powered by Blogger.