Senin, 23 November 2009

Sistem Persanksian dalam Islam


Sanksi dibagi menjadi empat: (1) hudûd; (2) jinâyât; (3) ta‘zîr; dan (4) mukhâlafât. Kadang-kadang, istilah hudûd, jinâyât, ta‘zîr dan mukhâlafât juga dikonotasikan untuk tindak pelanggarannya sendiri. Dengan demikian, keempat istilah tersebut masing-masing bisa diartikan dalam konteks sanksinya maupun tindak pelanggarannya. Untuk itu, kasus perzinaan dan sanksi zina bisa disebut dengan hudûd. Begitu pula untuk istilah lainnya.


1. Hudûd

Hudûd adalah sanksi atas kemaksiatan yang macam kasus dan sanksinya telah ditetapkan oleh syariah. Dalam kasus hudûd tidak diterima adanya pengampunan atau abolisi. Sebab, hudûd adalah hak Allah Swt. Jika kasus hudûd telah disampaikan di majelis pengadilan, kasus itu tidak bisa dibatalkan karena adanya pengampunan atau kompromi.

Hudûd dibagi menjadi enam: (1) zina dan liwâth (homoseksual dan lesbian); (2) al-qadzaf (menuduh zina orang lain); (3) minum khamr; (4) pencurian; (5) murtad; (6) hirâbah atau bughât.

Pelaku zina yang berstatus perjaka atau perawan (ghayru muhshan) dikenai hukuman cambuk sebanyak 100 kali. Pelaku zina yang berstatus suami atau istri, janda atau duda, dijatuhi sanksi rajam. Sanksi homoseksual dan lesbian adalah hukuman mati. Sanksi bagi pelaku qadzaf adalah cambuk 80 kali. Peminum khamr dijatuhi sanksi cambuk sebanyak 40 kali dan boleh dilebihkan dari jumlah itu. Tindak pencurian dikenai sanksi potong tangan jika telah memenuhi ‘syarat-syarat pencurian’ yang wajib dikenai potong tangan. Adapun jika pencurian itu belum memenuhi syarat, pencuri tidak boleh dikenai sanksi potong tangan. Misalnya, orang yang mencuri karena kelaparan, mencuri barang-barang milik umum, belum sampai nishâb (1/4 dinar), dan lain sebagainya tidak boleh dikenai hukuman potong tangan.

Pelaku murtad dikenai hukuman mati jika tidak mau bertobat dan kembali ke pangkuan Islam dalam tenggat waktu tertentu. Hanya saja, syariah tidak membatasi tenggat waktu yang diberikan kepada si murtad untuk kembali kepada Islam.

Pelaku tindak hirâbah (pembegalan) diberi sanksi berdasarkan tindak kejahatan yang ia lakukan. Jika mereka hanya mengambil harta saja, hukumannya adalah dipotong tangan kanan dan kaki kiri. Jika mereka hanya menebar teror dan ketakutan saja, dikenai hukuman pengasingan (deportasi ke tempat yang jauh). Jika mereka melakukan pembunuhan saja, sanksinya hukuman mati. Jika mereka melakukan pembunuhan dan perampokan harta, hukumannya dibunuh dan disalib.

Pelaku bughât (memberontak) diperangi sampai mereka kembali ke pangkuan Islam atau ke pangkuan Khilafah yang sah. Hanya saja, perang melawan pelaku bughât berbeda dengan perang melawan orang kafir. Perang melawan pelaku bughât hanyalah perang yang bersifat edukatif, bukan jihad fi sabilillah. Oleh karena itu, pelaku bughât tidak boleh diserang dengan senjata pemusnah massal atau serbuan nuklir dan roket; kecuali jika mereka menggunakan arsenal seperti ini. Jika mereka melarikan diri dari perang, mereka tidak boleh dikejar dan ditumpas sampai habis. Harta mereka tidak boleh dijadikan sebagai ghanîmah.


2. Jinâyât

Jinâyât adalah penyerangan terhadap manusia. Jinâyât dibagi dua: (1) penyerangan terhadap jiwa (pembunuhan); (2) penyerangan terhadap organ tubuh.

Kasus jinâyât terhadap jiwa (pembunuhan), sanksinya ada tiga macam: qishash, diyat, atau kafarah. Pembunuhan sendiri diklasifikasi menjadi empat jenis; (1) pembunuhan sengaja; (2) mirip disengaja; (3) tidak sengaja; (4) karena ketidaksengajaan.

Pada kasus pembunuhan sengaja, pihak wali korban boleh memilih antara qishash atau memaafkan dengan mengambil diyat, atau menyedekahkan diyatnya. Jika pelaku pembunuhan mendapatkan pemaafan, ia wajib membayar diyat sebanyak 100 ekor onta dan 40 ekor di antaranya telah bunting.

Sanksi pembunuhan mirip sengaja (syibh al-’amad) adalah diyat 100 ekor unta, dan 40 ekor di antaranya bunting.

Adapun pembunuhan tidak sengaja (khatha’) diklasifikasi menjadi dua macam: (1) Seseorang melakukan suatu perbuatan yang tidak ditujukan untuk membunuh seseorang, namun tanpa sengaja ternyata mengakibatkan terbunuhnya seseorang. Misalnya, ada orang memanah burung, namun terkena manusia hingga mati. (2) Seseorang yang membunuh orang yang dikiranya kafir harbi di dâr al-kufr, tetapi ternyata orang yang dibunuhnya itu telah masuk Islam. Pada jenis pembunuhan pertama, sanksinya adalah membayar diyat 100 ekor unta dan membayar kafarah dengan cara membebaskan budak. Jika tidak memiliki budak, pelaku harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Dalam kasus kedua, sanksinya adalah membayar kafarah saja, dan tidak wajib diyat.

Sanksi untuk pembunuhan karena ketidaksengajaan adalah diyat 100 ekor onta dan membebaskan budak. Jika tidak ada budak, wajib berpuasa selama 2 bulan berturut-turut.

Adapun jinâyat terhadap organ tubuh, baik terhadap organ tubuh maupun tulang, sanksinya adalah diyat. Tidak ada qishash untuk penyerangan terhadap organ tubuh maupun tulang secara mutlak, kecuali pada kasus penyerangan terhadap gigi, dan kasus jarh (pelukaan di badan). Hanya saja, kasus penyerangan gigi atau jarh bisa saja dikenai diyat. Lalu kapan pada kasus penyerangan terhadap gigi dikenai qishash dan kapan dikenai diyat saja? Menurut fukaha, jika penyerangannya secara sengaja, dikenai hukuman qishash; sedangkan jika tidak sengaja, dikenai diyat yang besarnya telah ditetapkan di dalam as-Sunnah. Jika orang yang dilukai tidak meminta qishash, pelaku penyerangan hanya wajib membayar diyat. Dalam kasus penyerangan pada kepala (asy-syijaj), sanksinya hanyalah diyat, dan tidak ada qishash.

Kadar diyat atas penyerangan badan dan kepala ada yang telah ditetapkan di dalam as-Sunnah, ada pula yang belum ditetapkan. Jika telah ditetapkan dalam as-Sunnah, diyatnya sesuai dengan apa yang disebut; misalnya pada kasus jaifah dan pelukaan terhadap kelamin anak perempuan yang masih kecil. Adapun kasus penyerangan terhadap badan yang kadar diyat-nya tidak disebutkan oleh as-Sunnah, maka sanksinya adalah hukumah yang adil.


3. Ta‘zîr

Ta‘zîr adalah sanksi atas kemaksiatan yang di dalamnya tidak had dan kafarah. Pada dasarnya, sanksi ta‘zîr ditetapkan berdasarkan pendapat seorang qâdhi dengan mempertimbangkan kasus, pelaku, politik, dan sebagainya. Di dalam buku ini, Dr. Abdurrahman al-Maliki mengelompokkan kasus ta‘zîr menjadi tujuh: (1) pelanggaran terhadap kehormatan; (2) penyerangan terhadap nama baik; (3) tindak yang bisa merusak akal; (4) penyerangan terhadap harta milik orang lain; (4) ganggungan terhadap keamanan atau privacy; (5) mengancam keamanan Negara; (6) kasus-kasus yang berkenaan dengan agama; (7) kasus-kasus ta‘zîr lainnya.


4. Mukhâlafât

Dr. Abdurrahman al-Maliki memisahkan kasus mukhâlafât dari ta‘zîr. Pemisahan ini tentunya berbeda dengan sebagian besar fukaha yang memasukkan mukhâlafah dalam bab ta‘zîr. Menurut beliau, fakta mukhâlafât berbeda dengan ta’zir. Oleh karena itu, mukhâlafât berdiri sendiri dan terpisah dari ta‘zîr. Menurut beliau, mukhâlafât adalah tidak menaati ketetapan yang dikeluarkan oleh Negara, baik yang berwujud larangan maupun perintah.

Wanita Bisu, Tuli, Buta dan Lumpuh Yang Engkau Cintai


Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, "Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya".

Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini." Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam".

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka."

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, "Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?" Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat." Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?" Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !"

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !"

Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala". Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum�."

Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, "Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah". Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?" Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?" tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, "aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala".

Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, "Ketika kulihat wajahnya��Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".

Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.

Syarat Agar Bebas Berbuat Maksiat


Pada suatu hari ada seorang pemuda yang menemui Ibrahim bin Adham r.a. dan berkata, “Ya Aba Ishak! Saya ini suka melakukan dosa. Tolong dong, ada tips nggak biar saya bisa nggak maksiat lagi.”
Mendengar hal ini, Ibrahim bin Adham r.a. pun berkata, “Jika bisa memenuhi lima syarat berikut ini, kamu bebas untuk melakukan perbuatan maksiat.”
“Apa saja syarat-syarat itu, ya Aba Ishak?” Lelaki itu tak sabar mendengar berita gembira itu.”

“Syarat pertama,” Ujar Aba Ishak, “jika kamu ingin bermaksiat pada Allah, jangan mengkonsumsi rezeki-Nya.”
Lelaki itu bingung dan berkata, “Lha, terus saya mau makan apa? Kan semua ini adalah rezeki dari Allah.”
“Kalau begitu, apa pantas kamu makan rezeki-Nya sedang kamu melanggar perintah-Nya?”

“Oke deh, syarat keduanya apa?”
“Kalau kamu mau bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya.”
“Hah? Waduh. Terus aku mau tinggal di mana? Bumi dan seisinya ini kan milik Allah.”
“Ya Abdallah, mikir dong, apa kamu pantes makan rezki Allah dan nge-kos di bumi-Nya sedangkan kamu bermaksiat pada Allah.”

“Ya... iya deh. Terus syarat ketiganya apaan?”
“Kalau kamu mau bermaksiat kepada Allah, tapi juga ingin memakan rezki-Nya dan tinggal di tempat-Nya, bermaksiat-Nya di tempat yang nggak diliat-Nya aja.”
“Ya Ibrahim. Ini nasehat macam apa? Mana mungkin saya ngumpet di tempat yang tidak dilihat-Nya.”

“Nyerah deh. Syarat keempatnya apa?”
“Kalau malaikat maut datang menjemput kamu, bilangin ke dia, “nanti aja matinya. Saya masih mau tobat dan beramal saleh dulu.””
“Ya Ibrahim, mana mungkin malaikat mau nurut omongan saya.”
“Lha, kalo kamu sadar bahwa kematian nggak bisa ditunda, terus jalan apa yang bisa membuat kamu keluar dari murka Allah?”

“Ya sudah, sekarang syarat kelimanya.”
”Nanti di akherat, kalau malaikat Zabaniyah datang untuk membawa kamu ke neraka, jangan ikut sama dia.”
“Ya Aba Ishak. Mana mungkin malaikat Zabaniyah menerima keberatan saya.”
“Kalau begitu, gimana lagi supaya kamu bisa selamat dari murka Allah?”
Lelaki itu kemudian menangis. “Ya Ibrahim, cukup ... jangan kau teruskan lagi. Saya akan bertaubat nasuha kepada Allah.”
Lelaki itu menepati janji. Semenjak itu ia bertaubat dan menjalankan perintah Allah.

Muall.....

Sinaran ultraviolet membelah atmosfer bumi. Menembus dedaunan dan rimbunnya hutan di kejauhan. Banyak manusia sering menanti kepergiannya di tepi pantai kala senja menghampiri. Beno yang belum lancar bicara saja, selalu merengek-rengek pada ibunya agar diajak jalan-jalan ke mall yang bertuliskan benda itu. Dan hari ini, benda itu baru saja nampak dari persembunyiannya di ufuk timur karena cukup lama malu-malu memperlihatkan tubuhnya.

Matahari memang telah terbit, dan aku belum mau beranjak dari masjid. Senandung seorang musisi dari aceh dengan cengkok melayunya yang khas, di tambah perpaduan aransemen musiknya yang apik, masih terngiang-ngiang ditelingaku. Tapi sejujurnya yang membuatku berpikir selepas subuh tadi adalah kalimat yang dilagukan oleh sang musisi. Belakangan aku tahu kalau kalimat itu buah karya Rabiatul adawiyah, sang wanita solehah. kalimatnya seperti ini :
Tuhan, apapun karunia-Mu untukku di dunia…hibahkan pada musuh-musuh-Mu…
Dan apapun karunia-Mu untukku di akhirat…persembahkan pada sahabat-sahabat-Mu
Oh bagiku cukuplah Engkau, Oh bagiku cukuplah Engkau…

Bila sujudku pada-Mu karena takut neraka…bakar aku dengan apinya…
Bila sujudku pada-Mu karena damba surga…tutup untukku surga itu…

Namun bila sujudku demi Kau semata, jangan palingkan wajah-Mu
Aku rindu menatap keindahan-Mu… Aku rindu menatap keindahan-Mu…

Mungkin sebuah kecintaan yang sangat kepada Tuhan-Nya lah yang melahirkan jalinan kata spektakuler ini. Betul-betul sebuah pencapaian sastra terbaik menurutku. Kalau dibandingkan dengan diriku yang kadang sering menunda shalat pas adzan tiba, malas memberi pada pengemis saat uang receh tak ada dalam saku, ataukah puing-puing sekuler masih saja nampak dalam keseharian akibat terlalu lama hidup dalam habitat seperti itu, sungguh belum ada apa-apanya. Jurang perbedaanya jauuh… amat jauh.

***
Semalam pit onthelku masih melaju. Kutinggalkan pondokan teman pas tugas kuliah kelar. Tak yakin mengayuh lebih lama karena mata cukup berat, akhirnya kuputuskan menginap di Mesjid Kampus.
Pagi ini, Bastian yang masih sibuk "menghitung" bulatan tasbihnya senyam-senyum melihatku. Aku berulang kali menguap tapi mata tetap saja terjaga. Kadang pula wajahku mengkerut. Itu yang membuatnya melihatku layaknya seorang pantomim. Tak ada suara tapi ekspresi wajah cukup dalam merefleksikan apa yang ada dihati.
"Jay…Jay…Jainudding !! "sapanya setengah berteriak. Aku kaget saat Ia menepuk pundakku. Mataku membelalak. Refleksku beraksi, tangan Bastian kupelintir. Satu kebiasaanku yang rupanya belum juga hilang.
"siapa hah??!!"teriakku lantang.
"aow..aow..jay, ini Bastian."
" ma..maaf bang. Aku tak tau. Ampun bang, ampuuun!!!"

Ku lepaskan tangannya sembari meminta maaf berkali-kali. Bastian meringis kesakitan.
"dari tadi kau melamun. Jangan banyak melamun, nanti lupa nikah loh?!"candanya padaku sembari mengurut lengannya.
"melamunkan apa sih?"tanyanya lagi penasaran.
"Rabiatul Adawiyah, Bang!"
"Ooo..jadi kamu maunya yang seperti Rabiatul Adawiyah. Wah…susah tuh. Tapi kalau yang rendahan dikit abang ada stok lho !! "ujarnya sambil memainkan kening. Sial,aku terjebak. Canda Bastian semakin menjadi.
"bukan…bukan itu. Ini Cuma masalah cinta, bang. Arrgghh…jangan curiga dulu. Aku Cuma salut saja dengan orang seperti mereka yang menemukan makna cinta sejati dari Tuhan semesta alam!"
"Ooo…"
"termasuk pada Abang loh. Paduka Wayan Sutama Adi Bastian. Ah, geli aku mendengarnya bang!"
"Hah, apanya yang geli?"
"Aa..nggak bang, bukan apa-apa. Gini loh. Dari dulu, ada yang mau aku tanyakan pada abang. Kenapa sih abang mau memeluk Islam? Apanya yang telah menarik hati abang?"
"wah, ente orang yang kesekian kalinya menanyakan hal itu. Tapi ndak masalah, akan kuceritakan padamu. Menghadapi pertanyaan-pertanyaan semacam itu aku akui bahwa aku tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan selain keterangan bahwa tidak ada satupun ajaran dalam islam yang telah merebut hati ane." Ia berhenti sejenak, menatapku agak lama.
Sorot matanya tajam, mengingatkanku pada Imam samudra. Sementara hatiku mulai gundah. Empat tahun mengenalnya sebagai sosok ikhwan beristri dua dan didaulat menjadi imam masjid, membuatku bertanya-tanya."Jangan-jangan ia terpaksa memilih agama ini karena… atau bisa jadi supaya…mungkin juga untuk…siapatau dia…aarrggghh… ." pertanyaan aneh bertubi-tubi menderaku, menghantamku tanpa ampun hingga hampir KO aku dibuatnya. Bastian berdehem sambil memperbaiki posisi duduknya, Persis seperti Wiro Sableng saat berkonsentrasi mengeluarkan kapak Naga Geni 212. Waktu menabuh kencang genderang perang dalam hatiku, membuatnya berdebar sangat.
" Tak ada satupun ajaran dalam islam yang telah merebut hati saya, sebab Islam itu adalah satu keseluruhan yang mengagumkan, satu struktur yang tidak dapat dipisah-pisahkan tentang ajaran spiritual dan masalah-masalah kehidupan. Saya tidak dapat menyebutkan bagian manakah yang lebih menarik perhatian saya. Dalam pandangan saya islam itu laksana sebuah bangunan yang sempurna segala-galanya. Semua bagiannya, satu sama lain merupakan pelengkap dan penguat yang harmonis, tidak ada yang berlebih dan tidak ada yang kurang, sehingga merupakan suatu keseimbangan yang mutlak sempurna dengan perpaduan yang kuat !" terangnya. Aku sedikit lega, pikiran macam-macamku buyar. Namun diskusi tetap berlanjut,
" tapi apakah abang tidak memperhitungkan saat itu bahwa orang islam betul-betul sedang mengalami suatu kemunduran. Padahal orang-orang diluar islam ataupun orang liberal selalu saja menganggap bahkan beralasan bahwa kemunduran itu disebabkan oleh ajaran islam itu sendiri, karena tidak relevannya antara ajaran dengan perubahan zaman. Kenapa abang tidak terpengaruh dengan hal itu?"
" ya betul. Tidak dapat dipungkiri, saat ini apa saja yang didalam ajaran islam merupakan gerak dan maju dikalangan orang islam telah berubah menjadi malas dan beku. Apa yang dalam ajaran islam merupakan kemurahan hati dan kesiapan berkorban, dikalangan orang islam telah berubah menjadi kesempitan berfikir dan senang pada kehidupan dunia sehingga saya benar-benar bingung dibuatnya. Keadaan yang sangat bertentangan dengan orang muslim dulu dan sekarang" katany sambil lagi-lagi membetulkan posisi duduknya.
Ia kembali melanjutkan, " Kemunduran orang Islam bukan disebabkan oleh ajaran yang katanya tidak relevan dengan perkembangan zaman. Alasan yang menurutku terlalu dibuat-buat. Kemunduran yang terjadi adalah karena orang Islam secara berangsur-angsur meninggalkan ajaran islam. Islam masih tetap ada, tapi hanya merupakan badan tanpa jiwa. Padahal islam mengatur setiap lini kehidupan, sebab islam sendiri adalah ideologi. Mereka terlena oleh kenikmatan yang dimodifikasi oleh ideologi kapitalis dengan berbagai tawarannya , kemudian mengambilnya sebagai pandangan hidup yang memang bertujuan untuk semakin menjauhkan kita dari kemurnian ajaran islam. Sebab jika orang islam kembali kepada kejayaannya maka sangat membahayakan posisi Negara kapitalis yang sedang menghegemoni dunia. Kupikir , perlu di bedakan antara islam dan muslim. Sebab kedua hal ini amatlah berbeda. Islam adalah ajaran. Sedangkan muslim sendiri adalah penganutnya yang boleh jadi mengambil islam sebagian saja lalu membuang sebagian yang lain atau secara keseluruhan."
Seperti tayangan sinetron, adegan seru selalu saja dipotong oleh deretan iklan. Diskusi kami tidak panjang sebab setengah jam lagi dosen masuk kelas. Saatnya mahasiswa kembali ke kandang. Kali ini Ia menghadiahiku sebuah buku bersampul putih bertuliskan tinta merah, PERATURAN HIDUP DALAM ISLAM.
Data Diri: [Militokurungkurawal]


penulis adalah seorang mahasiswa UNHAS

Sabtu, 21 November 2009

Menengok Revolusi Pertanian di Era Islam


Negeri-negeri Islam berkembang pesat dan memiliki masyarakat makmur dari hasil pertanian.

Lahan pertanian telah lama menjadi karib umat Islam. Dalam konteks ini, umat Islam tak sekadar mengolah lahan. Namun, mereka juga mengenalkan sistem dan cara pengolahan lahan pertanian secara lebih modern. Termasuk, cara tanam dan penggunaan irigasi.

Bahkan, pada awal abad ke-9, sistem pertanian modern menjadi pusat kehidupan ekonomi dan organisasi di negeri-negeri Muslim. Pertanian di Timur Dekat, Afrika Utara, dan Spanyol, didukung sistem pertanian yang maju.

Sebab, praktik pertanian di sana telah menggunakan irigasi yang baik dan pengetahuan yang sangat memadai. Fakta ini menunjukkan bahwa metode pertanian yang dipraktikkan merupakan metode paling maju di dunia.

Umat Islam memiliki kuda-kuda terbaik, ternak domba, dan kemampuan membudidayakan kebun buah-buahan dan sayuran. Mereka tahu bagaimana cara membasmi serangga dan menggunakan pupuk dengan dosis yang tepat.

Selain itu, mereka juga telah memiliki kecakapan dalam mencangkok pohon dan tanaman untuk menghasilkan varietas baru. Tak heran jika kemudian lahir varietas tanaman yang unggul dan menambahkan keragaman tanaman yang ada.

Sejumlah jenis tanaman yang sebelumnya tak dikenal, juga diperkenalkan oleh umat Islam. Pohon jeruk, misalnya, dibawa umat Islam dari India ke Arab sebelum abad ke-10. Pohon ini kemudian diperkenalkan ke wilayah lainnya.

Pada akhirnya, pohon jeruk ini juga dikenal di Suriah, Asia Kecil, Palestina, Mesir, dan Spanyol. Berawal dari Spanyol, lalu pohon jeruk tersebut menyebar ke seluruh wilayah yang ada di Eropa Selatan.

Budidaya tebu dan pemurnian gula juga disebarkan oleh orang-orang Arab Muslim dari India melalui Timur Dekat, kemudian dibawa tentara Salib ke negara-negara Eropa. Kapas pertama kali dibudidayakan di Eropa oleh bangsa Arab.

Pencapaian umat Muslim dalam bidang pertanian mampu pula diwujudkan di tanah Arab, yang sebagian besar merupakan lahan kering. Ini terwujud dengan menggunakan sistem irigasi yang terorganisasi dengan baik.

Khalifah sebagai pemimpin pemerintahan, membiayai pemeliharaan kanal-kanal besar demi kepentingan pertanian. Sungai Efrat dialirkan ke Mesopotamia, sedangkan air dari Tigris dialirkan ke Persia.

Tak hanya itu, pemerintahan Islam juga membangun sebuah kanal besar yang menghubungkan dua sungai di Baghdad. Kekhalifahan Abbasiyah merupakan dinasti yang memelopori pengeringan rawa-rawa agar digunakan untuk pertanian.

Saat memerintah, mereka pun merehabilitasi desa-desa yang hancur dan memperbaiki ladang yang mengering. Pada abad ke-10, di bawah kepemimpinan pangeran-pangeran Samanid, daerah antara Bukhara dan Samarkand, Uzbekistan berkembang pesat.

Tak heran jika kemudian, daerah tersebut ditetapkan sebagai salah satu dari empat surga dunia. Tiga wilayah lainnya adalah Persia Selatan, Irak Selatan, dan kawasan yang ada di sekitar Damaskus, Suriah.

Berdasarkan catatan sejarah dan komentar para ilmuwan termasuk dari Barat, sistem pertanian pada era Spanyol Muslim merupakan sistem pertanian yang paling kompleks dan paling ilmiah, yang pernah disusun oleh kecerdikan manusia.

Hal ini terjadi karena kaum Muslim memperkenalkan banyak perubahan. Salah satu bukti, pada masa itu seluruh Eropa hancur di bawah perbudakan, namun tanah di bawah kekuasaan Islam mengalami kemajuan pesat di bidang pertanian.

Salah seorang cendekiawan berkebangsaan Inggris, Joseph McCabe, mengungkapkan, di bawah kendali Muslim Arab, perkebunan di Andalusia jarang dikerjakan oleh budak. Tapi, perkebunan dikerjakan oleh para petani sendiri.

Di sepanjang Sungai Guadalquivir, juga terdapat 12 ribu desa yang berkecukupan, bahkan makmur. Revolusi pertanian Islam telah diawali pada abad ke-7. Negeri-negeri Islam berkembang pesat dan memiliki masyarakat makmur dari hasil pertanian.

Para ahli geografi awal mengungkapkan, terdapat 360 desa di Fayyum, sebuah provinsi di selatan Kairo, Mesir, yang masing-masing dapat menyediakan kebutuhan makanan bagi penduduk seluruh Mesir setiap hari.

Di sisi lain, terdapat 12 ribu desa di sepanjang Guadalquivir, Spanyol, yang memiliki lahan pertanian subur. Ada pula 200 desa di sepanjang Sungai Tigris, Irak, yang pertaniannya juga maju.

Bukti lain, yang menunjukkan kemajuan umat Islam di bidang pertanian, yakni adanya sebuah sensus yang dilakukan pada abad ke-8 di Mesir. Dalam sensus itu, dari 10 ribu desa di Mesir, tak ada desa yang memiliki bajak kurang dari 500 unit.

Wilayah-wilayah yang kemudian berada di bawah kekuasaan pemerintah Islam, juga mengalami perubahan ke arah kemajuan yang drastis. Banyak wilayah yang sebelumnya tak maju, namun di bawah pemerintah Islam, kemajuan kemudian terwujud.

Pada masa pra-Islam, Mediteranian kuno pada umumnya hanya bisa memanen tanaman saat musim dingin. Itu pun, satu bidang lahan hanya mampu menghasilkan satu jenis tanaman setiap tahunnya.

Namun, datangnya Islam ke sana membuat segalanya berubah. Sebab, Muslim yang datang ke wilayah itu

memperkenalkan berbagai macam tanaman baru. Dengan demikian, garapan pertanian pun kian beragam. Seorang ahli agronomi Andalusia, seperti Al-Tignarî yang berasal dari Granada, membuat referensi tentang tanaman-tanaman yang memberikan kontribusi besar bagi peningkatan pertanian yang cukup signifikan.

Salah seorang orientalis dari Prancis, Baron Carra de Vaux, bahkan menyebutkan, sejumlah tumbuhan dan hewan yang berasal dari Timur dibawa ke Spanyol oleh umat Islam. Tumbuhan dan hewan itu, kata dia, digunakan untuk beragam kebutuhan. Jadi, tak hanya untuk keperluan pertanian maupun peternakan, tapi tumbuhan dan hewan itu digunakan juga untuk keperluan pengembangan perkebunan, status kemewahan, perdagangan, dan seni.

De Vaux membuat sebuah daftar. Tumbuhan dan hewan itu adalah tulip, bakung, narcissi, lili, melati, mawar, persik, plum, domba, kambing, kucing Anggora, ayam Persia, sutra, dan katun. Salah satu tanaman penting yang diperkenalkan oleh umat Islam di Spanyol adalah tebu. Sedangkan kapas, mulai dibudidayakan di Andalusia pada akhir abad ke-11. Andalusia kemudian mampu berswasembada kapas.

Bahkan kemudian, para petani di Andalusia mampu mengekspor kapas hingga ke luar negeri. Di sisi lain, pengenalan tanaman baru kelak melahirkan sistem pertanian yang kompleks. Termasuk, pembangunan irigasi. Semula sebidang lahan hanya menghasilkan sekali panen satu macam tanaman per tahun. Namun, dengan makin beragamnya tanaman dan adanya irigasi, petani mampu panen tiga atau lebih tanaman per tahun.

Dengan produksi pertanian yang semacam ini, penduduk kosmopolitan di kota-kota Islam, termasuk yang ada di Spanyol, mampu memenuhi kotanya dengan beragam produk buah dan sayuran yang sebelumnya tak dikenal di Eropa.

Paling tidak, ada beberapa faktor penyebab revolusi pertanian Islam yang akhirnya sampai ke Spanyol. Yaitu, pengenalan tanaman baru oleh umat Islam, penggunaan irigasi yang intensif, dan penggunaan serta pengolahan tanah yang lebih baik.

Selain itu, faktor lain yang juga sangat menentukan adalah banyaknya karya ilmiah, yang memperkenalkan inovasi pertanian dan ilmu pengetahuan tentang pertanian.


Mereka yang Berjasa

Kemajuan pertanian di wilayah Islam, termasuk di Spanyol, tentu tak lepas dari kontribusi ahli pertanian Muslim. Mereka menyumbangkan pemikiran-pemikirannya dalam buku-buku tentang pertanian. Karya mereka menjadi panduan dalam pengembangan pertanian kala itu.

Abu’l Khair, seorang ahli pertanian di Spanyol pada abad ke-12, misalnya, menulis Kitab Al-Filaha yang berisi tentang hal ihwal pertanian. Dalam kitabnya itu, ia menuliskan empat cara untuk menampung air hujan dan membuat perairan buatan.

Khair menegaskan perlunya penggunaan air hujan untuk membantu proses reproduksi pohon zaitun dengan cara stek. Ia juga menguraikan tentang proses pembuatan gula yang sebelumnya telah diungkapkan ilmuwan lainnya, Ibn Al-Awwam.

Proses pembuatan gula diawali dengan memanen tanaman tebu yang telah dewasa. Lalu, tebu-tebu tersebut dipotong menjadi potongan-potongan kecil yang kemudian dihancurkan dengan cara dimasukkan ke dalam alat penekan.

Setelah itu, ekstrak tebu direbus dalam jangka waktu tertentu lalu hasilnya disaring. Hasil saringan ekstrak tebu itu dimasak lagi sampai tinggal seperempat bagian dari jumlah semula. Kemudian, ekstrak tebu yang terakhir ini dituangkan ke dalam cetakan tanah liat.

Ekstrak tebu yang dimasukkan ke dalam cetakan-cetakan berbentuk khusus itu, disimpan di tempat teduh hingga mengeras atau mengkristal. Langkah selanjutnya, gula dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan di tempat yang teduh.

Gula tersebut digunakan untuk pemanis minuman maupun sebagai bahan campuran membuat makanan atau kue-kue yang sangat lezat. Di sisi lain, sisi tanaman tebu tak dibuang sia-sia. Namun, dijadikan makanan kuda, sebagai sumber kekuatan dan energi.

Ada pula ahli pertanian dari Damaskus Suriah, Riyad al-Din al-Ghazzi al-Amiri (935/1529). Dia menulis sebuah buku tentang pertanian yang perinci. Secara umum, para penulis Arab kuno menuliskan tentang pertanian dalam berbagai subjek.

Di antaranya, soal jenis lahan pertanian dan pilihan tanah, pupuk kandang dan pupuk lain, alat pertanian dan karya budidaya, sumur, mata air, saluran irigasi, tanaman, pembibitan, penanaman, pemangkasan, dan pencangkokan buah.

Mereka juga membahas soal budidaya serealia, kacang-kacangan, sayuran, bunga, umbi-umbian, dan tanaman untuk parfum. Pun, tentang tumbuhan dan hewan beracun serta pengawetan buah. (Republika online, 27/10/2009)

Dokumen Penting Hubungan Nusantara dengan Khilafah


Sejarah Islam Nusantara saat ini sangat susah mendapatkan bukti otentik bahwa benar adanya bahwa Nusantara adalah wilayah ke Khalifahan Islam. Sangat susah menemukan buku-buku sejarah mengungkap hal ini seolah-olah sengaja menghilangkan fakta ini. Tapi sejarah yang benar pasti akan terungkap. Berikut bukti otentik yang dapat membuktikan hal tersebut. Bukti ini berupa surat resmi dari sultan Aceh Alauddin Mahmud Syah kepada Khalifah Abdul Aziz dari ke-khalifahan Turki Usmani, berikut isi suratnya;

“Sesuai dengan ketentuan adat istiadat kesultanan Aceh yang kami miliki dengan batas-batasnya yang dikenal dan sudah dipunyai oleh moyang kami sejak zaman dahulu serta sudah mewarisi singgasana dari ayah kepada anak dalam keadaan merdeka. Sesudah itu kami diharuskan memperoleh perlindungan Sultan Salim si penakluk dan tunduk kepada pemerintahan Ottoman dan sejak itu kami tetap berada di bawah pemerintahan Yang Mulia dan selalu bernaung di bawah bantuan kemuliaan Yang Mulia almarhum sultan Abdul Majid penguasa kita yang agung, sudah menganugerahkan kepada almarhum moyang kami sultan Alaudddin Mansursyah titah yang agung berisi perintah kekuasaan.

Kami juga mengakui bahwa penguasa Turki yang Agung merupakan penguasa dari semua penguasa Islam dan Turki merupakan penguasa tunggal dan tertinggi bagi bangsa-bangsa yang beragama Islam. Selain kepada Allah SWT, penguasa Turki adalah tempat kami menaruh kepercayaan dan hanya Yang Mulialah penolong kami. Hanya kepada Yang Mulia dan kerajaan Yang Mulialah kami meminta pertolongan rahmat Ilahi, Turkilah tongkat lambang kekuasaan kemenangan Islam untuk hidup kembali dan akhirnya hanya dengan perantaraan Yang Mulialah terdapat keyakinan hidup kembali di seluruh negeri-negeri tempat berkembangnya agama Islam. Tambahan pula kepatuhan kami kepada pemerintahan Ottoman dibuktikan dengan kenyataan, bahwa kami selalu bekerja melaksanakan perintah Yang Mulia. Bendera negeri kami, Bulan Sabit terus bersinar dan tidak serupa dengan bendera manapun dalam kekuasaan pemerintahan Ottoman; ia berkibar melindungi kami di laut dan di darat. Walaupun jarak kita berjauhan dan terdapat kesukaran perhubungan antara negeri kita namun hati kami tetap dekat sehingga kami telah menyetujui untuk mengutus seorang utusan khusus kepada Yang Mulia, yaitu Habib Abdurrahman el Zahir dan kami telah memberitahukan kepada beliau semua rencana dan keinginan kami untuk selamanya menjadi warga Yang Mulia, menjadi milik Yang Mulia dan akan menyampaikan ke seluruh negeri semua peraturan Yang Mulai.

Semoga Yang Mulai dapat mengatur segala sesuatunya sesuai dengan keinginan Yang Mulia. Selain itu kami berjanji akan menyesuaikan diri dengan keinginan siapa saja Yang Mulia utus untuk memerintah kami.

Kami memberi kuasa penuh kepada Habib Abdurrahman untuk bertindak untuk dan atas nama kami.

Yang Mulia dapat bermusyawarah dengan beliau karena kami telah mempercayakan usaha perlindungan demi kepentingan kita.

Semoga harapan kami itu tercapai. Kami yakin, bahwa Pemerintah Yang Mulia Sesungguhnya dapat melaksanakannya dan kami sendiri yakin pula,bahwa Yang Mulia akan selalu bermurah hati”.

Petikan isi surat tersebut dikutip dari Seri Informasi Aceh th.VI No.5 berjudul Surat-surat Lepas Yang Berhubungan Dengan Politik Luar Negeri Kesultanan Aceh Menjelang Perang Belanda di Aceh diterbitkan oleh Pusat Dokumentasi Dan Informasi Aceh tahun 1982 berdasarkan buku referensi dari A. Reid, ”Indonesian Diplomacy a Documentary Study of Atjehnese Foreign Policy in The Reign of Sultan Mahmud 1870-1874”, JMBRAS, vol.42, Pt.1, No.215, hal 80-81 (Terjemahan : R. Azwad).

Poin-poin penting isi surat diatas sebagai berikut :

* Wilayah Aceh secara resmi menjadi bagian dari ke-Khalifahan Usmani sejak pemerintahan Sultan Salim (Khalifah Turki Usmani yang sangat ditakuti dan disegani sehingga digelas ”sang Penakluk” oleh Eropah abad 15 M.
* Pengakuan penguasa semua negeri-negeri kaum Muslimin bahwa Turki Usmani adalah penguasa tunggal dunia Islam.
* Adanya perlindungan dan bantuan militer dari Turki Usmani terhadap Aceh di laut dan di darat. Hal ini wajar karena fungsi Khalifah adalah laksana perisai pelindung ummat di setiap wilayah Islam.
* Hukum yang berlaku di Aceh adalah hukum yang sama dilaksanakan di Turki Usmani yaitu hukum Islam.

Dari isi surat dapat disimpulkan bahwa kesultanan Aceh di Sumatera adalah bagian resmi wilayah kekuasaan ke khalifahan Islam Turki Usmani tidak terbantahkan lagi. Hal sama juga berlaku untuk daerah-daerah lain di Nusantara dimana kesultanan Islam berdiri.

Janji Allah SWT akan datangnya nubuah berdirinya ke-Khalifahan jilid 2 yang sesuai dengan manhaj kenabian adalah pasti, dan Nusantara dahulu adalah bagian resmi ke-Khalifahan Islam maka sudah sewajarnya dan seharusnya kita ummat Islam di Nusantara menyongsong hal tersebut. Ibarat kita mencari sesuatu yang hilang dan susah di cari jejaknya, kini sudah terkuak satu demi satu untuk semakin meyakinkan bahwa dakwah untuk tegaknya syariah dalam bingkai khilafah adalah suatu kenyataan dan kebenaran mutlak yang harus diyakini. Sambutlah Khilafah. Sambulah Khilafah.( A. Yusuf Pulungan, ST, MSc)

Haram Berdiam Diri Dari Menegakkan Khilafah Dengan Alasan Menunggu Imam Mahdi


Dalam kitab “Masâil Fiqhiyyah Mukhtârah”, cetakan kedua (2008), karya Syaikh Abu Iyas Mahmud Abdul Lathif bin Mahmud (Uwaidhah), terdapat jawaban atas pertanyaan seputar Imam Mahdi dan aktivitas untuk menegakkan Khilafah. Mengingat pentingnya masalah ini, maka tulisan ini kami persembahkan kepada para pengunjung situs agar semua dapat mengambil faedah darinya, in sya’ Allah, jika Allah SWT berkehendak.

Pertanyaannya: Tidak sedikit di antara kaum Muslim—khususnya mereka yang masih kental dengan kehidupan beragama—yang menyakini bahwa Khilafah akan kembali tegak. Dan Khilafah yang akan tegak kembali itu adalah Khilafah ‘ala minhaji an-nubuwah, Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian, yang mereka maksudkan dengan itu adalah Khilafah Rasyidah. Namun, aku tidak melihat mereka itu melakukan aktivitas untuk menegakkan Khilafah ini. Apabila mereka ditanya tentang alasan mengapa mereka berdiam diri (tidak melakukan) aktivitas menegakkan Khilafah, maka mereka menjawab bahwa Imam Mahdi-lah kelak yang akan menegakkannya. Dan sebelum datangnya Imam Mahdi, Khilafah tidak akan pernah tegak. Oleh karena itu, tidak perlu menyeru mereka untuk beraktivitas menegakkan Khilafah. Sehingga, pertanyaannya: Apakah Khilafah akan tegak secara nyata; dan apakah Imam Mahdi yang akan menegakkannya?

Jawab: Sesungguhnya pernyataan bahwa Khilafah akan tegak adalah pernyataan yang benar, yang ditunjukkan oleh banyak sekali hadits dari Nabi SAW, dan hadits-hadits itu semuanya shahih atau hasan. Mengingat, hadits-hadits itu tidak ada yang mutawatir, maka masalah ini tidak boleh dijadikan sebagai sebuah keyakinan. Sehingga, pernyataan bahwa kaum Muslim meyakini bahwa Khilafah akan tegak adalah pernyataan yang tidak benar. Sebab, keyakinan itu harus dibangun berdasarkan ayat Al-Qur’an atau hadits mutawatir. Sementara berdirinya Khilafah terdapat dalam hadits-hadits shahih dan hasan, bukan hadits mutawatir. Sehingga, tidak boleh menjadikan berdirinya kembali Khilafah sebagai sebuah keyakinan. Namun, kami membenarkan akan berdirinya kembali Khilafah dengan pembenaran yang tidak pasti; kami katakan bahwa Khilafah akan tegak kembali dengan izin Allah. Berikut ini hadits-hadits terkait masalah tersebut:

Pertama. Dari Sauban radhiyallahu ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah SAW:

إِنَّ اللهَ زَوَى لِي اْلأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا

“Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Sabda beliau, “umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku” belum terrealisasikan hingga sekarang. Sebab, kaum Muslim belum pernah menguasai bumi mulai ujung Timur hingga ujung Barat hingga sekarang. Dan ini akan terjadi di masa yang akan datang. Sehingga ini menjadi isyarat akan berdirinya negara bagi kaum Muslim yang akan menaklukkan bumi mulai dari ujung Timur bumi hingga ujung Baratnya.

Kedua. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ’anhu berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

”Jika kalian telah berjual-beli dengan cara ’înah (penjualan secara kredit dengan tambahan harga); dan kalian telah mengambil ekor sapi, lalu kalian (lebih) suka bertani, hingga kalian meninggalkan jihad, maka (ketika itu) Allah menimpakan kepada kalian kehinaan, Allah tidak akan mecabutnya sampai kalian kembali ke agama kalian.” (HR. Abu Dawud)

Sabda beliau, ”sampai kalian kembali ke agama kalian” artinya adalah sampai kalian kembali melaksanakan ajaran agama, dan menerapkannya untuk semua urusan kehidupan kalian. Dengan demikian, hadits ini merupakan bisyârah (kabar gembira) dari Rasulullah SAW bahwa kaum Muslim akan kembali lagi menerapkan agamanya secara kâffah, menyeluruh, setelah sebelumnya mereka meninggalkannya.

Ketiga. Dari Abu Qabil yang berkata: Kami berada di sisi Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu ’anhu. Lalu, ia ditanya tentang manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma. Kemudian ia mengambil kotak yang ada hiasannya, ia mengeluarkan surat dari katak tersebut, ia berkata: Abdullah Berkata, ”Pada saat kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW bersabda:

مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلاً يَعْنِي قُسْطَنْطِينِيَّةَ

”Kota Heraklius yang akan ditaklukkan pertama—yakni Konstantinopel.” (HR. Ahmad)

Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang penaklukkan dua kota, Konstantinopel dan Rumiyah—yaitu Roma ibu kota Italia—beliau tidak menafikan (membantah) penaklukkan Roma. Namun beliau hanya mengatakan bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan pertama. Ini menunjukkan bahwa Roma akan ditaklukkan setelahnya. Sementara hingga saat ini, Roma belum ditaklukkan oleh kaum Muslim. Dengan demikian, hadits ini merupakan bisyârah (kabar gembira), bahwa kaum Muslim akan menaklukkan ibu kota Italia tersebut. Dan tidak terbayangkan bahwa kaum Muslim akan menaklukkannya sebelum kembalinya Khilafah yang menghidupkan kembali jihad di jalan Allah dan penaklukkan kota (melakukan futuhat).

Keempat. Dari Nu’man bin Basyir, dari Hudzaifah radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda:

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

“Akan ada fase kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase Khilafah berdasarkan metode kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudia akan ada fase penguasa yang zalim. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Lalu akan ada fase penguasa diktator. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Selanjutnya akan datang kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian. Kemudian belia SAW diam.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani)

Hadits ini menjelaskan bahwa Khilafah akan tegak kembali setelah fase penguasa yang zalim (mulkan ’adhan), dan fase penguasa diktator (mulkan jabariyan). Dan Khilafah yang akan tegak itu adalah Khilafah ‘ala minhaji an-nubuwah, Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian, yakni Khilafah yang menilai dirinya seperti Khilafah pada masa Khulafaur Rasyidin. Sehingga dengan izin Allah, Khilafah yang akan tegak adalah Khilafah Rasyidah. Inilah jawaban untuk pertanyaan masalah pertama. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan masalah kedua adalah sebagai berikut:

Sesungguhnya, sekalipun hadits-hadits an-nabawiyah asy-syarîfah menyebutkan bahwa Al-Mahdi akan menegakkan Khilafah, maka hal ini tidak menunjukkan bahwa kaum Muslim wajin menunggu Al-Mahdi sampai Al-Mahdi mendirikan Khilafah untuk mereka. Apa yang diwajibkan atas mereka tetap wajib, yaitu menegakkan Khilafah. Menegakkan Khilafah di samping wajib atas Al-Mahdi, wajib pula atas kaum Muslim selain dia. Sehingga, mereka yang masih kental dengan kehidupan beragama, seperti yang digambarkannya, tidak punya hujjah (alasan) yang dapat mereka jadikan dasar untuk berdiam diri, tidak beraktivitas untuk menegakkan Khilafah, hanya dengan mengajukan pernyataan bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah, sebagaimana hal itu tampak dengan jelas. Oleh karena itu, mereka yang masih beragama, namun berdiam diri, tidak beraktivitas menegakkan Khilafah, maka mereka berdosa, akibat sikapnya yang berdiam diri, tidak berbuat apa-apa, dan Allah juga akan meminta pertanggungjawaban mereka atas sikap diamnya ini. Konsekwensinya, jika mereka mati sebelum tegaknya Khilafah, maka ia mati seperti matinya kaum jahiliyah (mati dalam keadaan berdosa). Sebab, ada riwayat dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhu yang berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

“Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim).

Sementara itu, orang yang selamat dari mati jahiliyah adalah orang-orang yang beraktivitas menegakkan Khilafah. Oleh karena itu, wahai orang-orang yang masih beragama waspadalah agar jangan sampai kalian mati jahiliyah, yang tentu kalian tidak menginginkannya. Ini yang pertama.

Kedua, sesungguhnya hadits-hadits an-nabawiyah asy-syarîfah tidak secara mutlak menyebutkan bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah, karena banyak sekali hadits yang meriwayatkannya. Sedangkan, masing-masing hadits yang disebutkan semuanya menunjukkan bahwa Al-Mahdi adalah seorang Khalifah yang baik dan memerintah dengan adil. Misalnya sabda Rasulullah SAW:

الْمَهْدِيُّ مِنِّي أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى اْلأَنْفِ يَمَْلأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ

“Al-Mahdi itu dari keturunanku, wajahnya tampan, dan hidungnya mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan kebaikan dan keadilan. Dimana sebelumnya, bumi dipenuhi dengan kekejaman dan ketidak adilan. Dan ia berkuasa selama tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud)

Sehingga, dalam hal ini, nama nash yang mereka jadikan dalil bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah? Justru kami memiliki nash yang menolak pemahaman bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah. Dan nash ini menjelaskan bahwa Al-Mahdi akan menjadi Khalifah setelah meninggalnya Khalifah sebelumnya. Sehingga, ini menegaskan bahwa Khilafah akan tegak sebelum Al-Mahdi menjadi Khalifah. Al-Mahdi adalah Khalifah yang menggantikan Khalifah sebelumnya dalam daulah Khilafah Rasyidah yang—tidak lama lagi—akan datang (berdiri) dengan izin Allah. Sekali lagi, ini menegaskan bahwa Al-Mahdi bukan orang yang menegakkan Khilafah. Dengan begitu, gugurlah hujjah (alasan) mereka untuk berdiam diri, tidak beraktivitas, dan hanya menunggu Al-Mahdi, yang menurut klaim mereka bahwa Al-Mahdi inilah yang akan menegakkan Khilafah untuk mereka.

Diriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ’anha berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

يَكُونُ اخْتِلافٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيْفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ فَيٌّاتِي مَكَّةَ، فَيَسْتَخْرِجُهُ النَّاسُ مِنْ بَيْتِهِ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالمَقَامِ، فَيُجَهَّزُ إليهِ جَيْش مِنَ الشَّامِ حَتَّى إذَا كَانُوا بالبَيْدَاءِ خُسِفَ بِهِمْ، فَيَأتِيْهِ عَصَائِبُ العِرَاقِ وأبْدَالُ الشَّامِ: ويَنْشئا رَجُلٌ بالشَّامِ أَخْوالُهُ مِنْ كَلْبٍ، فَيُجَهَّزُ إليهِ جَيْش، فَيَهْزِمُهُمُ الله، فَتَكُونُ الدَّائِرَةُ عَلَيْهِمْ، فَذَلِكَ يَوْمُ كَلْبٍ، الخَائِبُ مَنْ خَابَ مِنْ غَنِيْمَةِ كَلْبٍ، فَيَسْتَفْتِحُ الكُنُوزَ، وَيَقْسِمُ أَلامْوَالَ وَيُلْقِي إلاسْلاَمُ بِجَرَانِهِ ِإلى أَلارْضِ، فَيَعِيْشُونَ بِذَلِكَ سَبْعَ سِنينَ أو قال: تِسْعَ.

“Terjadi perselisihan ketika meninggalnya seorang Khalifah. Kemudian, seorang dari Bani Hasyim (Al-Mahdi) keluar pergi ke Makkah. Masyarakat membawanya (Al-Mahdi) keluar rumah menuju antara ar-rukn (hajar aswad) dan al-maqâm (maqam Ibrahim ‘alaihissalam). Sementara, dari Syam telah disiapkan pasukan untuk menyerangnya, namun ketika mereka berada di al-Baida’ (sebuah tempat antara Makkah dan Madinah), mereka semua ditenggelamkan (oleh Allah). (Melihat karamahnya itu), beberapa kelompok dari Irak, dan para wali (Abdal) dari Syam mendatanginya (untuk berbaiat). Seseorang di Syam yang ibunya dari Bani Kalb, menyiapkan pasukan untuk menyerangnya, kemudian Allah-pun mengalahkan mereka, sehingga bencana pun menimpa mereka, maka hari itu merupakan hari kekalahan bagi Bani Kalb. Bahkan, orang yang menyesal adalah orang yang tidak berhasil mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) Bani Kalb. Kemudian, ia (Al-Mahdi) membuka berbagai harta simpanan, membagi-bagi harta, menyampaikan (mendakwahkan) Islam ke wilayah-wilayah sekitarnya. Masyarakat hidup bersama (Al-Mahdi) itu selama tujuh tahun, atau sembilan tahun.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, Al-Haitsami menyebutnya dalam Majma’uz Zawâij, ia berkata “semuanya rawinya adalah para rawi yang shahih).

Hadits ini disepakati oleh para rawi hadits dan pensyarahnya bahwa Khalifah yang dimaksud dalam hadits ini adalah Al-Mahdi (Imam Mahdi). Hadits ini merupakan nash yang sharîh (gamblang) bahwa Khalifah (Imam Mahdi) ini datang menggantikan Khalifah sebelumnya, “Terjadi perselisihan ketika meninggalnya seorang Khalifah. Kemudian, seorang dari….” Dengan demikian, Imam Mahdi bukan orang yang akan menegakkan Khilafah, dan ia juga bukan Khalifah pertama dalam negara Khilafah Rasyidah—yang tidak lama lagi—akan tegak dengan izin Allah. Sehingga yang tersisa di depan setiap orang Muslim adalah kekhawatiran dan ketakutan dari mati jahiliyah, mati dalam keadaan berdosa. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain, selain bangkit dengan penuh semangat beraktivitas untuk menegakkan kembali Khilafah, dan mengangkat seorang Khalifah. Wallahu a’lam bish-shawab.(www. http://www.al-aqsa.org)

Keutamaan Sahabat


Dari Abu Sa'id al-Khudri, Rasulullah saw bersabda: Akan datang suatu masa kepada manusia, dimana sekelompok orang berangkat berperang lalu ditanyakan: “Adakah diantara kalian yang termasuk sahabat Nabi?” Maka mereka menjawab: “Ya”. Lalu dibukakanlah (kemenangan bagi mereka). Kemudian datang suatu masa kepada manusia, dimana sekelompok orang berangkat berperang, lalu mereka ditanya: “Adakah diantara kalian yang bertemu dan berkawan dengan sahabat Nabi (tabi’in)?” Maka mereka menjawab: “Ya”. Lalu dibukakanlah (kemenangan bagi mereka). Kemudian datang suatu masa kepada manusia, dimana sekelompok orang berangkat berperang lalu ditanya: “Adakah diantara kalian yang berkawan dengan orang yang bertemu dan berkawan dengan sahabat Nabi (tabi’ut tabi’in)?” Maka mereka menjawab: “Ya”. Lalu dibukakanlah (kemenangan bagi mereka).



Dari Imran bin Hushain ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Sebaik-baiknya umat adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, lalu generasi berikutnya.



Imran berkata, “Aku tidak tahu apakah beliau menyebut dua atau tiga generasi setelah generasi beliau saw, kemudian setelah generasi kalian ada satu kaum yang bersaksi tapi tidak layak diminta persaksian, mereka tidak jujur, dipandang tidak dapat dipercaya, mereka diperingati tapi tidak menetapi, dan nampak kegemukan dalam diri mereka”



Dari Abu Sa'id al-Khudri ra, berkata, Nabi saw bersabda: Janganlah kalian mencaci sahabatku. Seandainya salah seorang diantara kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, niscaya (hal itu) tidak akan sebanding dengan infak satu mud emas sahabatku, (dan bahkan) tidak (akan sebanding dengan infak) setengah mud emas (mereka).



Rasulullah saw bersabda: Demi Allah, Allah melindungi para sahabatku. Janganlah kalian merusak kehormatannya setelahku. Barangsiapa mencintai mereka, maka dengan cintaku aku mencintainya, dan barangsiapa membenci mereka, maka dengan kebencianku aku membencinya. Barangsiapa yang menyakitinya, maka sungguh dia telah menyakitiku, dan barangsiapa yang membenciku, maka sungguh ia telah menyakiti Allah, dan barangsiapa yang menyakiti Allah maka dipastikan ia akan segera disiksa oleh-Nya.



Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Nabi Muhammad saw mendaki ke Gunung Uhud, beliau berangkat bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Sekonyong-konyong Gunung Uhud bergetar, lalu beliau saw menghentakkan kakinya, seraya bersabda: Diamlah wahai Uhud, yang ada diatasmu ini tidak lain adalah seorang Nabi, as-Shiddiq (gelar Abu Bakar), dan dua orang yang gugur sebagai syahid (Umar dan Utsman).



Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Ketika aku tidur, aku bermimpi melihat diriku berada di samping suatu sumur, yang diatasnya terdapat sebuah timba. Timba itu kemudian dilepaskan dengan kehendak Allah. Lalu Ibnu Abi Quhafah mengambilnya dan menimba satu atau dua timba penuh air. Ketika menimba ia merasa lemah, semoga Allah mengampuni kelemahannya, lalu timba kecil itu diganti dengan timba yang besar, kemudian diambil oleh Umar bin Khaththab, dan aku belum pernah melihat orang hebat yang bisa menimba sebanyak Umar, hingga membuat orang-orang minum dan menderum sepuasnya.



Dari Abu Musa al-Asy’ari, bahwasanya ia berwudlu di rumahnya, lalu keluar seraya berkata: “Aku harus menemani Rasulullah saw, dan (berada) bersamanya selama hari ini”. Lalu aku mendatangi masjid dan menanyakan beliau saw, para sahabat berkata: “Beliau saw keluar dan menuju kearah sana”. Aku pun keluar tidak lama sesudah beliau saw keluar, hingga beliau saw memasuki mata air Aris. Kemudian aku menunggunya disamping pintu sumur yang terbuat dari pelepah kurma, hingga Rasulullah saw selesai menunaikan hajatnya. Beliau kemudian berwudlu, lalu aku berdiri menghampirinya. Saat itu beliau sedang duduk diatas bagian yang kering dari sumur tersebut, beliau menyingkapkan kain dari kedua betisnya dan menjulurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Lalu aku mengucapkan salam kepadanya, kemudian pergi dan duduk di samping pintu. Aku katakan bahwa aku akan menjadi penjaga pintu bagi Nabi pada hari ini. Kemudian Abu Bakar datang dan mendorong pintu, lalu aku bertanya, “Siapa ini?”. Ia menjawab, “Abu Bakar”. Aku berkata: “Pelan dan hati-hatilah”. Kemudian aku pergi dan berkata: “Wahai Rasulullah, Abu Bakar meminta ijin masuk”. Belliau saw bersabda: “Ijinkanlah dia (masuk), dan berilah kabar gembira bahwa surga diperuntukkan baginya”. Lalu aku berbalik pergi, dan berkata kepada Abu Bakar: “Masuklah engkau dan Rasulullah saw memberikan kabar gembira bahwa surga diperuntukkan bagimu”. Abu Bakar masuk dan duduk di sebelah kanan Rasullllah saw, Abu Bakar menjulurkan kedua kakinya ke dalam sumur sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, dan menyingkapkan kain dari kedua betisnya. Aku kembali dan duduk di tempat semula, aku tinggalkan temanku itu berwudlu dan menyusulku, aku berkata: “Jika Allah menginginkan kebaikan pada seseorang, maka dia menginginkan saudaranya datang.” Setelah itu seseorang menggerakkan pintu, melihat itu aku bertanya: “Siapakah ini?” Orang itu menjawab: “Umar bin Khaththab”. Aku berkata: “Pelan dan hati-hatilah”. Kemudian aku pergi dan berkata: “Wahai Rasulullah, Umar meminta ijin masuk”. Belliau saw bersabda: “Ijinkanlah dia (masuk), dan berilah kabar gembira bahwa surga diperuntukkan baginya”. Lalu aku berbalik pergi dan berkata kepada Umar: “Masuklah engkau, dan Rasulullah saw memberikan kabar gembira bahwa surga diperuntukkan bagimu.” Maka Umar pun masuk dan duduk disebelah kiri Rasulullah saw di tanah kering tersebut. Aku pun kembali dan duduk di tempat semula, dan berkata: “Jika Allah menginginkan kebaikan untuk seseorang, maka dia akan datang.” Setelah itu seseorang datang menggerakkan pintu, aku bertanya: “Siapakah ini?” Ia berkata, “Utsman bin Affan”. Aku berkata: “Pelan dan hati-hatilah”. Kemudian aku pergi dan berkata: “Wahai Rasulullah, Utsman meminta ijin masuk”. Belliau saw bersabda: “Ijinkanlah dia (masuk), dan berilah kabar gembira bahwa ia akan masuk surga atas musibah yang menimpanya”. Lalu aku berbalik pergi dan berkata kepada Utsman: “Masuklah engkau, dan Rasulullah saw memberikan kabar gembira bahwa engkau akan masuk surga atas musibah yang menimpamu”. Utsman pun masuk, dan didapatinya tempat yang kering itu telah penuh, lalu ia duduk menghadap Rasulullah saw dari sisi yang lain.



Syuraik bin Abdullah berkata: Sa'id bin Musayyab berkata: “Maka aku menakwilkan peristiwa itu dengan pemakaman mereka.” Dari Barra ra, ia berkata: Nabi saw bersabda: Orang Anshar tidak akan dicintai kecuali oleh orang mukmin, dan tidak akan dibenci kecuali oleh orang munafik. Maka, barangsiapa mencintai mereka, ia akan dicintai oleh Allah, dan barangsiapa yang membenci mereka maka ia akan dibenci oleh Allah. Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: Tanda keimanan seseorang adalah cinta kepada kaum Anshar, dan tanda kemunafikan adalah benci kepada kaum Anshar. [M]

Jumat, 20 November 2009

BELAJAR SUKSES, NGAJI OKE


Emang nggak mudah untuk bisa ngatur jadwal ngaji dan belajar. Tapi bukan berate jadi penghalang untuk bisa menjalankan kedua-duanya. Kamu perlu kiat khusus, lho. Jadi, nggak ada salahya kita lihat tips-tips berikut ini.

• Soal Keimanan dan keyakinan
Ini adalah hal pertama dan utama, sangat penting. Sebab keimanan dan keyakinan inilah yang menjadi pondasi kita tetap semangat terus belajar dan ngaji. Kita wajib belajar ilmu yang farduhu a’in dan fardhu kifayah. Ilmu agama, adalah fardhu ‘ain. Kewajiban mempelajarinya nggak bisa diwakilkan kepada orang lain. Ilmu umum adalah fardhu kifayah. Niatkan semuabya lillahi ta’ala dan ikhlas, Insya Allah berhasil kok.
• Lakukan Belajar dan Ngaji dengan perasaan senang dan butuh.
Sebab kalau kamu merasa kepaksa ngelakuinnya, yang ada bakala nggak pernah lama menekuninya. Nggak semangat dan bawaanya uring-uringan mulu pengen cepat selesai. Tapi kalo dengan perasaan enjoy, rileks dan dinikmati serta kita merasa butuh dengan belajar dan ngaji, Insya Allah bawaanya pengn deket-deket mulu ama belajar dan ngaji.

• Atur Waktu seefektif mungkin
Iya, jangan sampai keduanya jadi berantakan. Jangan pernah menyalakan aktivis kebaikan, misalnya ada aktifis dakwah kampus, nilainya jeblok, lantas dia menyalakan aktifitas ngaji yang dia lakukan.ni bahaya nanti bisa jadi aktifitas ngajinya selama ini jadi terbilang nggak iklas dan bisa dapat pahala. Mungkin, bisa intropeksi, bisa jadi ini karena kelalaian ngatur dan ngejadwal waktu yang nggak efektif. Coba aja kamu bayangin, dibandingin dengan kuliah dikampus selama seminggu dengan ngaji kamu proporsinya pasti banyakan belajar atau kuliahnya? Tul nggak?

• Jangan pernah nunda-nunda belajar
Bener. Ngerjain tugas, atau latihan yang diberikan dosenmu jangan pernah ditunda-tunda. Selagi ada waktu cepat selesaikan, inget kesempatan dan waktu luang itu nggak muncul dua kali. Bahaya nunda-nunda, karena biasanya ngaji jadi korban. Padaal itu nggak baik, sebab itu meninggalkan aktifitas fardhu a’in kamu. Gawat

• Lima hal penting dalam belajar
Baca,pahami hafalkan,ulang kembali, dan evaluasi, mesti kita kita lakuin kalo kita pengen sukses belajar. Dan jangan lupa, mesti dekat dengan Allah, sebab hanya Dialah yag akan membukakan pikiran dan hati kita untuk menerima semua ilmu yang kita pelajari. Bangunlah tiap malam untuk tahajud, banyak baca Quran dan berdoa. Supaya Allah sayang sama kita dan mensukseskan kita dalam belajar dan ngaji.

Ayo praktekkan aja, ngaak usah nunggu lebih lama lagi. Allah bersama orang-orang yang berjuang untuk kemuliaan Islam.

Peran Dakwah Kampus Untuk Mahasiswa


Dunia Mahasiswa
Kaum Intelek, agent of change dan segudang julukan yang diberikan pada mahasiswa yang menunjukkan bahwa adalah sosok yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Aktifitas yang tidak lepas dari kuliah untuk meraih gelar sarjana dengan masa depan yang cerah senantiasa mewarnai hari-hari mahasiswa sehingga tidak heran ketika gambaran mahasiswa secara umum adalah bagaimana meraih Indeks Prestasi (IP) yang tinggi dan cepat meraih gelar sarjana.

Peran Mahasiswa
Berbicara tentang peran, mungkin akan timbul pertanyaan apakah peran mahasiswa itu hanya untuk mencapai IP yang tinggi atau cepat meraih gelar sarjana. Tentunya jawabannya tidak karena ternyata peran Mahasiswa itu sangat banyak terutama dalam menjalankan fungsinya sebagai agen perubahan bagi masyarakat Kampus khususnya. Oleh karena itu terciptanya wadah yang dapat menghimpun aspirasi dari Mahasiswa yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK).

Lembaga Dakwah Kampus(LDK) adalah wadah pergerakkan bagi mahasiswa Islam untuk menghimpun segenap potensi dan kemampuan untuk ikut dalam dinamika dakwah Islam ke depan yang berdiri di atas dasar aqidah Islam. LDK berjuang untuk menghidupkan kembali Islam dalam medan kehidupan dengan ditgakkannya system Islam
Dakwah di Kampus tidak bisa dilepaskan dari peran LDK yang ada di setiap kampus perguruan tinggi di Indonesia saat ini. Masyarakat kampus sebagai objek utamanya dan mahasiswa merupakan unsure terpentingnya untuk mencapai tujuannya, adapun peran dakwah kampus adalah sebagai berikut:

1) LDK sebagai media pembinaan
2) LDK sebagai artikulator
3) LDK sebagai mediator
4) LDK sebagai Fasilitator

Ditinjau dari sosial kemasyarakatan, Mahasiswa dan kampus merupakan satu kesatuan system yang mempunyai peranan penting dalam perubahan social di tengah-tengah masyarakat, sedangkan dari potensi manusiawi, mahasiswa merupakan kelompok manusia yang mempunyai taraf berpikir di atas rata-rata sehingga posisinya sangat strategi dalam mengambil peran yang menentukan keadaan masyarakat di masa depan. Perubahan masyarakat kearah Islam terjadi apabila pemikiran Islam telah tertanam di masyarakat. Oleh karena itu tertanamnya pemikiran Islam di dalam kampus melalui dakwah Islam diharapkan mampu menyebar efektif di tengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat kampus.

Oleh karena itu, LDK merupakan lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam. Sedangkan Kampus merupakan inti kekuatan dan warga civitas akademika adalah objek utamanya. Sehingga LDK dapat berupa unit kerohanian Islam, Ta’mir mesjid kampus, Forum studi Islam ataupun lembaga-lembaga lain yang setaraf. (Rs)

Hadapilah Dengan Senyuman



Oleh: Nur Fadhillah


Mulailah harimu dengan senyuman
Sebab itu anugerah terindah dari-Nya
Sahabat,
Janganlah jadikan hidup itu beban
Janganlah terlena dengan kesenangan fana
Janganlah terlena dengan gemerlapnya dunia
Karena itu julukan yang diberikan pada kaum biadab dunia
Sahabat,
Hadapilah hidup dengan makna
Agar hidup tak sirna
Luaskanlah pandanganmu ke depan
Untuk mendapat julukan dari-Nya
Sebagai pejuang kebenaran
Mereka adalah orang-orang yang paling romantis
Betapa tidak?! Hidupnya dikelabui cinta
Cinta akan kebenaran
Sahabat,
Hilangkan rasa takut pada Manusia
Tapi takutlah hanya kepada-Nya
Sehingga anugerah itu dapat diraih
Dan menjadikan kita sebagai pejuang tangguh
Sahabat,
Banggalah menjadi manusia pilihan
Di mana banyak lawan yang kita kalahkan
Dalam perjuangan membela kebenaran
Dan hadapilah hidup dengan senyuman

INDAHNYA PERSAHABATAN……


Ani adalah sebuah sosok yang telah menjadi kenangan hatiku sampai saat ini. Dia merupakan seorang sahabat di kala duka dan senang, hanya dialah yang mengerti setiap persoalan yang aku hadapi dan selalu ada saja solusi yang di berikan kepadaku bahkan dia selalu menasehatiku dan memarahiku apabila aku melakukan suatu kesalahan yang bertentangn dengan Islam. Saya bersahabat dengan Ani dari SMP hingga SMU,, walaupun jarak rumah kami yang sangat jauh tetapi itu bukan merupakan suatu halangan untuk berkomunikasi. Saya dan Ani punya banyak kesamaan terutama dalam hal makanan, tetapi ada beberapa hal yang berbeda antara saya dan Ani yaitu masalah kepribadian dan pemikiran. Saya dan Ani sangat terkenal di sekolah dimana kami dikenal sebagai dua orang yang unik, yang satu berpenampilan Islami dan yang satu sangat hancur tetapi tidak hancur-hancur amat sih, itu yang biasa membuat saya jadi minder dan cemburu bahkan iri terhadap aktivitas dan kepribadian dari sahabatku itu. Saya pernah berkeinginan untuk berubah seperti itu, akan tetapi saya kurungkan niatku itu karena saya ingin berubah bukan atas dasar karena dia sahabat saya.

Sebenarnya Ani setiap ada pengajian yang diadakan di sekolah dan bahkan di luar sekolah tidak pernah lupa mengajak saya untuk menghadirinya, dan bahkan selalu memberikan buku-buku atau majalah-majalah Islam dan juga selalu berdiskusi tentang masalah ke-Islaman hingga masalah kewajiban seorang wanita menutup aurat. Begitulah yang selalu dilakukan oleh Ani secara terus menerus tanpa bosan, karena semakin dia selalu menasehatiku semakin aku pula mengacukannya dan bahkan saya selalu mengalihkan pembicaraan. Dan itulah yang selalu membuatku tidak layak untuk bersahabat dengannya bahkan terpikirkan untuk menghindarinya, namun itu tidak bisa saya lakukan karena seperti ada ikatan yang begitu kuat antara saya dan Ani yaitu ikatan persahabatan.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun berganti tahun sudah cukup lama saya berpisah dengan Ani karena kami melanjutkan study dengan tempat dan universitas yang berbeda. Tetapi Ani selalu mengirim surat dan bahkan masih selalu membalas E-mailku dan begitulah seterusnya selama 2 tahun. Akir cerita, setelah 2 tahun itu berlalu Ani tidak pernah lagi berkomunikasi kepadaku. Aku berusaha mencari tahu tentang keadaannya tetapi tetap saja saya tidak mendapatkan informasi tentangnya.

Dan saya sangat bersyukur ternyata hidayah itu saya telah dapatkan di tempat saya sekarang, dengan mempunyai banyak teman seperjuangan dalam satu gerakan da’wah kampus, tetapi saya tidak lupa dengan Ani, seandainya Dia bersamaku mungkin kami akan menjadi teman seperjuangan untuk menda’wahkan Islam secara kaffah. Kadang-kadang apabila saya teringat lagi sahabatku itu tak terasa air mata ini jatuh membasahi kerudungku tentang perbuatan yang aku lakukan pada sahabatku yang tercinta. Tetapi itu tidak membuatku goyah dan malah selalu memotivasiku untuk elakukan suatu perjuanganyang semakin keras ini. Kenangan bersama sahabatku itu akan selalu ku simpan di hatiku sebagai harta yang sangat kujaga kesuciannya.
Beberapa tahun kemudian, saya pulang kampung untuk merayakan hari lebaran atau idul fitri bersama keluarga tercinta. Setelah saya beberapa hari di kampong terdengar isu yang tak sedap tentang sahabatku itu, tetapi itu membuatku tidak percaya apa yang mereka katakana tentan dia. Karena saya yang paling tahu tentang Ani jadi tidak mungkin berubah seperti yang menjadi buah bibir dari masyarakat tersebut.

Tibalah hari kemenagan itu yaitu idul fitri, saya bersilahturahmi ke keluarga, tetanga, dan saya mencoba pergi ke rumah Ani untuk melihat keadaannya karena saya sangat rindu sekali, ternyata bagai disambar petir ditengah padang pasir, saya seakan tidak percaya dengan apa yang telah saya lihat Ani sangat berubah penampilannya sangat berbeda dengan penampilan sebelumnya dan saya nggak tahu kalo kepribadiannya juga suda beda. Sehingga pada waktu itu aku tuh tidak dapat berkata apa-apa hanya tatapan kesedihan yang tercuat dalam diriku, bibirku kaku seakan-akan sosok Ani yang kulihat saat itu bukanlah sosok Ani yang telah menjadi sahabat dalam hatiku. Dan akhirnya saya tersadar bahwa ini adalah hari yang fitri dimana kita kembali menjadi bersih dan suci dari segala dosa, tanpa berkata apa-apa saya langsung memeluk erat-erat sahabatku seakan-akan aku ingin menjaganya dan tak ingin melepaskannya sehingga dia pun membalas pelukan tidak terasa air mata persahabatan jatuh membasahi kerudung kami. Seraya Ani mengeluarkan sedikit kata dari mulutnya yaitu “ maafkan saya sahabatku…maafkan saya…., hanya itu kata yang selalu dia keluarkan.

Setelah saya mengetahui tentang kisah dari sahabatku itu barulah saya sadar bahwa ini adalah ujian yang di berikan Allah SWT pada persahabatan kami. Saya yakin Ani akan kembali seperti pertama kali saya mengenalnya dan itu merupakan tanggung jawab seorang sahabat sejati kepada sahabatnya. Dan hanya itulah yang akan saya lakukan untuk sahabatku tercinta untuk bersama-sama berjuang menegakkan Islam. Tiada kata yang terucap untuk seorang sahabat yaitu hanyalah kata “Indahnya Persahabatan” (NF)

Segengam Kata Untuk direnungkan


Oleh: Icky
Sedih merasuk,luka menusuk
Kau terjerebab dan terjebak dalam angkuhnya dunia
Apa lagi yang kau cari dank kau inginkan
Setelah menanggalkan dan mencampakkan hukumnya,ketentuannya, dan peringatannya
Apa ada makna lain dari keimanan selain ketundukan?
Dimana keberanian untuk berucap tegas ini HITAM dan ini pasti PUTIH ?
Adakah bentuk kepuasan selain mencari Ridho-Nya ?
Apa dayamu untuk menjadi lebih baik dimata-Nya ?
Tidakkah kau sadari bahwa :

Kepingan terindah adalah menjadi penerus dakwah Rasulullah Saw
Tempat mulia adalah ketika menjadi bagian darinya
Dan hadiah termahal adalah kebenaran janji ﷲ SWT

Sekilas Organisasi Mahasiswa


Sebagaimana di skul, di kampus juga tersedia banyak organisasi kemahasiswaan yang secara formal diakui keberadaannya oleh pihak rektorat. Diantaranya kamu bakal kenal yang namanya Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasanuddin ( dulu di kenal senat mahasiswa) Dewan Perwakilan Himpunan mahasiswa keprofesian atau Himpunan mahasiswa jurusan serta unit-unit kegiatan mahasiwa.

Berbicara tentang Unit kegiatan mahasiswa, jumlahnya banyak. Biasanya terbagi menjadi beberapa kelompok, ada yang berdasarkan keagamaan/kerohanian, olah raga, korps, sukarelawan, Mapala, Seni, Bela Negara, Pramuka, Pers kampus ,kemanusiaan, lintas alam dll.
Selai organisasi intra kampus seperti yang disebut di atas, kamu juga bakal mengenal berbagai macam organisasi mahasiswa yang bergerak di luar (ekstra-kampus). Lazimnya organisasi ini banyak bergerak di jalanan, dan punya cirri khas tertentu sesuai dengan ideology yang dianutnya, misalnya LK USWAH, GMP, HMI, KAMMI, dll

Mahasiswa yang doyan dengan ide-ide kiri (Marxis) biasanya banyak ngumpul di organisasi semacam LMND (Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi), berkumpul dalam berbagai kelompok studi yang bertebaran di kampus. Adapun Mahasiswa yang doyan ide-ide Nasionalis-Sekuler tergabung salah satunya dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Sedang yang lainnya adalah peregerakan Mahasiswayang mengusung symbol-simbol Islam seperti pergerakan mahasisaw Islam Indonesia (PMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) DIPO/MPO, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya Gerakan Mahasiswa Pembebasan(GMP), atau Lembaga Kajian Ukhuwah Mahasiswa Islam ( LK USWAH).

Meski mereka mengusung symbol Islam bukan berarti semua idenya yang dilontarkan Islam, faktanya banyak diantara mereka yang terpengaruh ide-ide selain Islam seperti kebebasan berpikir, demokrasi, HAM, pluralisme, dll.

Itulah sekilas Organisasi yang pergerakan yang ada di Unhas dan hingga kini masih tetap eksist baik organisasi Internal maupun Eksternal kampus. Dengan demikian untuk Adinda yang baru mengecam dunia Kampus pesan Kakak jadikanlah Kampus sebagai wadah untuk belajar dan berjuang demi kemuliaan Islam. Wallahu’alam. (Pd)

Suasana Liburan di Kampus Merah


“Assalamu’alaikum, Ahmad jadijiko ke rumahnya Somat sebentar toh!”
”Kayaknya, saya tidak jadi pergi ke rumah Somat, Karena ada janjianku sama Kak Arief”
“Jadi bagaimanami’ kasian ‘kan si Somat menunggu dan lagi pula siapami’ yang mau ajarki tentang pemetaan ini, kalo kau tidak jadiji’ pergi” Oh ya, janjian apako sama Kak Arief, dan lagi pula sejak kapan kau berurusan dengan si Pencinta Mushollah itu?”
“ Sebenarnya hari ini ada kajianku, dan hal itu sangat penting dari segalanya” Dan tolong ko kasi tau Somat saya minta maaf atas ketidak datangku.”
“Jadi kau sekarang ikut-ikut kajian?”
“Iya dong, memangnya kenapa kalau saya ikut kajian, ada yang aneh?’
idak Cuma heran saja, pantas kau sekarang sering menghindari Santi dan Himpunan, dan lebih banyak di Mushollah dan bahkan kau begitu sibuk sekali walaupun kau tidak ambil SP” Apa sih kegiatanmu kalo boleh tau selain kajianmu?.
“Mauko tau, sekarang saya itu lagi sibuk untuk mempersiapkan”penyambutan maba”. Dan lagi pula ini ‘kan moment yang baik untuk melakukan segala aktivitas yang berguna.” Oh ya, saya pergi dulu yah. Saya mau ke rektorat untuk ngecek proposal kegiatan di PR 3. Assalamu’alaikum.
“Hallo cess, (Akram datang dengan kertas kalkirnya), Bagaimana jadiji toh kerumah Somat? Mana si bureng(Ahmad) kok dia tidak ada?”
“Kayaknya kita tidak jadi ke rumah Somad hari ini, Karena si Ahmad tidak jadi Pergi.”
“Kenapa si bureng tidak jadi pergi ‘kan dia yang mau ngar kita tentang Pemetaan, lagi pula kenapa dia tiba-tiba membuat keputusan seperti itu?”Aduh, gawat!
“Kau pasti kaget, setelah saya ceritakan kenapa Ahmad tidak jadi ke rumah Somad. Gini, dia sudah ada janji sama kak Arief si Pencinta Mushollah itu, biasa “Kajian”
“Oh… jadi selama ini si bureng itu ikut kajian, pantas saja dia jarang terlihat di Himpunan.” Lalu bagaimanami’ ini jadi tidak?” Tapi manami’ si bureng itu.
“ Dia pergi ke rektorat cek proposal, nah itu dia datang.”
“Assalamu’alaikum (sambil menyalami kedua temannya)”
“Ahmad benar kau tidak jadi pergi?”
“Saya ‘kan sudah bilang tadi sama Haris bahwa hari ini saya ada kajian dan sekarang sudah akan di mulai”
“Aduh…, kalau boleh tau di mana sih ko kajian.”
“Saya sering kajian di sekretnya Uswah itu yang depan Baruga yang jelas di Mesjid Darul Ilmi Ramsis”
“ Oh, jadi kau sekarang aktif di LK uswah, pantas saja banyak agendamu terutama “penyambutan maba dan juga bayak sekali acara-acara yang di adakan oleh LK Uswah. Saya salut (sambil mengajungi kedua jempolnya).”
”Syukran, atas pujiannya. Tetapi saya tidak butuh itu, yang saya butuhkan sekarang adalah tindakan.oke!!” Oh ya, Ayomi’ kita ke sekret untuk kajian materinya bagus nah, tentang “Khaifiyat menuntut Ilmu”. Nanti setelah kajian kita bisa pergi ke rumahnya Somat untuk kerja tugas. Bagaimana setuju ndak?”
“Apa boleh buat kalau si bureng sudah memberikan solusi pasti deh itu yang terbaik, kata si Jalil dan Haris mengiyakan.” Tetapi kita telpon dulu Somat karena mungkin kita terlambat untuk kerumahnya. Okemi’ cess!
“Alhamdulillah” terucap dari mulut Ahmad. Sekarang nanti saya yang hubungi Somad di HPku.”
(Dengan hati yang ikhlas mereka pergi keSekret Uswah untuk Kajian). (NF)

Mengatur Waktu Belajar


Kiat sukses untuk meningkatkan prestasi belajar di kampus, kuncinya terletak pada pengaturan waktu belajar: berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur waktu waktu belajar yang efektif, seperti:

1. perhatikan waktu luang yang dimiliki dan bagaimana kalian menghabiskan waktu tersebut dan sadari kapan kalian meghabiskan waktumu dengan sia-sia.

2. perhatikan waktu yang dianggap paling kondusif untuk belajar sesuai dengan waktu produktif masing-masing.

3. catat waktu-waktu tersebut dan buatlah jadwal waktu belajar yang juga disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan dipelajari. Rencanaakan jadwal yang lebih panjang, misalnya jadwal bulanan sehingga bisa merencanakan kegiatan lebih dahulu. Jadwal ini juga bisa mengingatkan untuk membuat waktu luang dengan lebih nyaman.

4. buatlah jadwal belajar yang bervariasai agar tidak cepat bosan. Idealnya, satu sesi belajar adalah 50 menit yang kemudian dapat diselingi dengan istirahat sejenak.

5. Jaga motivasi belajar.

6. perhatikan kondisi kesehatan dengan memberikan waktu yang cukup buat istirahat, makan makanan yang bergizi dan kegiatan rekreasi. Kalau sedang belajar sering merasa cepat mengantuk bukan tidak mungkin hal tersebut disebabkan kondisi badan yang kurang fit atau kelelahan.

7. membaca dua kali satu bab akan lebih baik dari pada membaca satu kali dua bab karena membaca berulang akan lebih baik dari pada sekali baca. Atur waktu untuk mengulangi pelajaran. Ingatlah bahwa kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam waktu 24 jam, sehingga penting untuk mengulang pelajaran.

8. dan yang terakhir jangan lupa berdo`a, kalau perlu berwudhu dulu biar fres. “ya Allah, tambahkanlah pengetahuanku, ya Allah jadikanlah berguna apa yang telah engkau ajarkan kepadaku, dan ajarklah kepadaku apa yang berguna bagiku dan tambahkanlah pengetahuan yang berguna bagiku”.(HR. Tirmudzi). Dan setelah belajar serahkan semuanya kepada Allah.

Demikian tips-tips mengatur waktu belajar, semoga bermanfaat n kami mengucapkan selamat mencoba, tetap semangat belajar n semoga sukses.  [Shif]

MAHASISWA BARU, DUNIA BARU


Memilih kampus boleh dibilang sangat pentimg. Soalnya disitulah kita akan hidup dan bergaul. Selain dapatin ilmu, juda dapain temen-temen dan orang-orang yang akan memberikan sentuhan dalam hidup kita.
Sebagai anak baru di kampus, kita jadi ngerasa orang yang paling polos di Dunia……….. iya. Coba deh kamu ingat pertama kali masuk SMP pasti rasanya beda kan !!! Ketika diSD. Begitupun buat anak-anak SMA apa lagi mahasiswa, di Kampus ini bukan hanya ilmu baru tapi juga pergaulan baru, dan mungkin kebanyakan tempat tinggal baru bagi kamu yang ngekos yang jauh dari orang tua. Oleh karena itu kita kudu perhatikan adalah :

• Memilih Teman
Pertama masuk kampus adalah hal yang paling mendebarkan dan yang paling deg-degan. Kita bakalan disoroti dengan segala sesuatu yang baru apalagi soal teman, karena pergaulanlah yang sering jadi masalah buat kita. Intinya sih temen yang baik itu tidak sombong, perangainya baik, sopan dan yang terpenting se-Aqidah yang akan dijadikan temen akrab, bertemen dengan orang-orang shaleh dan sholehah, biat kita kudu baik juga kayak mereka.

• Hati-hati dengan Pergaulan
Di Kampus kamu akan temui orang yang berbeda-beda watak dan karakternya. Kalau kamu nggak bisa jaga pergaulan itu dengan baik parahnya kamu akan terwarnai. Untung aja kalau baik, Kalau tidak ???... Gaul sih gaul tapi jangan sampai error . Hanya karena ingin dapatin predikat gaul dan bisa diterima dikomunitas barumu, lalu kamu memilih gaul bebas dengan semua temanmu, itu ngak bener.

• Jalin Hubungan baik
Jalinlah hubungan baik dengan teman seangkatan , kakak senior , Dosen dan semua komponen lingkungan yang ada di kampus dengan menjalin ukhuah

• Mandiri Guys!
Kuliah itu berati pisah dengan orang tua, untuk kamu yang kuliah yang jauh dengan orang tua. Nggak mungkinlah orang tua pindah tempat kuliah anaknya. Oleh karena itu, kamu harus mandiri yang segala sesuatunya diatur mulai dari ngatur keuangan , cari makan sampai bersihin kamar.

• Rajin Belajar Alias Nuntut Ilmu
Jangan lupa belajar yang rajin. Kuliah itu adalah amanah orang tua, menjalankan amanah orang tua wajib hukumnya. Sebaliknya bisa dosa kalau tidak diperhatikan, selain itu kamu juga harus belajar Islam buar bekal di hari Akhir. Kita wajib belajar ilmu yang farduhu a’in dan fardhu kifayah. Ilmu agama, adalah fardhu ‘ain. Kewajiban mempelajarinya nggak bisa diwakilkan kepada orang lain. Ilmu umum adalah fardhu kifayah. Niatkan semuabya lillahi ta’ala dan ikhlas, Insya Allah berhasil kok.

Met Bejar dan berprestasi.

Sabtu sore di depan parkiran rektorat...


“Ipe’, ayo kita nonton nanti malam, di TO seperti dulu. Lama sekalimiki’ tidak pernah nonton, sekalian reuni.”
“Gimana di’, anu, e… banyak sekali tugasku, cappo’.”
“Awwah, kau pasti cari alasan lagi, kenapa na malam Minggu ada juga tugas. Ayomila…, banyak juga teman-temanta’ dulu mau datang disana. Kau masih biasa ketemu sama Risna. Dia sering tanyakanko itu.”
“Astagfirullah!” Batin Ipe’ dalam hati. “ Kau belum tau kah? Dia sekarang mulai jaga jarak sama laki-laki.”
“Assalamu ‘alaikum, jadijiko pergi pengajian di rumahnya Yudin.” Deny datang dengan honda civicnya.
“Insya Allah, cess. Tapi bagaimanami tugas?”
“Di sanapi kita’ kerja, banyakji anak-anak disana juga”
“Eh, kenalan ko dulu sama teman SMA-ku!” Ipe’ memperkenalkan teman SMA-nya yang agak gondrong sama Deny.
“Ayo kita pergi pengajian sama Ipe’. Ikut miki’ sama saya, kosongji mobil.”
“Oh…ternyata, sekarang Ipe’ jadi anak kajian-kajian di. Pantas dia berubah sekali. Padahal dulu, funky-nya luar biasa setengah mati”. Temannya Ipe’ yang gondrong bergumam dalam hati.
“Jadi ndak, kita pergi?” Deny mengulangi ajakannya.
“Eh, lain kalipi ces, ada juga anuku, tugasku, eh laporanku. Saya pulang duluan, nah!”
Memang sekarang anak-anak muda macam Ipe’ dikampus lagi booming alias menjamur. Banyak mahasiswa yang sudah tidak malu-malu lagi ikut pengajian. Makanya ngaji, dong!
Ingat, tidak ngaji, tidak gaul.

Menunggu Senyum Sang Pembaharu


“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak berbuat baik bagi sesamanya manusia.”

Tak perlu mutiara, cukup sekeping uang logam
Tak perlu berperang, cukup sesungging senyuman
Tak perlu dengan senjata, cukup dengan pena
Tak perlu satu surah, cukup sepenggal ayat

Kehidupan tak punah, sebab matahari tak pernah lelah memberi cahaya. Setia menyinari bumi, sampai saatnya nanti berhenti. walau kadang diselimuti awan pekat. Kepadanya eksistensi kehidupan dunia bergantung. Memberi makna bagi hidup berarti berbuat sesuatu yang bernilai bagi kehidupan.
Jadilah Matahari!!!

Temukan makna hidup yang hakiki bersama kami di :

LK-USWAH
Berpikir Ideologis
Bertindak Siyasi
Istiqomah dalam Dakwah

Banggalah Bila Tak Ikut Edan



Oleh : Rahmat

Dunia sedang edan
Susah membedakan manusia dengan setan
Harga diri digadaikan seharga jajanan
Di jual lebih murah dari sebungkus kacang
Rasa malu dicampakkan di jalanan
Sebab kita lebih senang belajar pada binatang
Akal sehat kita simpan di gudang
Jika berhadapan dengan kekuasaan dan uang
Mata nurani tak bisa lagi memandang
Silau oleh sinar hitam kemewahan dan keserakahan
Tapi jauh di satu sudut kota yang remang
Masih ada sosok yang tak pernah gamang
Tetap memuji dan berharap pada Tuhan
Yang terasing karena kebenaran
Yang karena lebih memilih kesucian
Ditinggal sendirian
Putra,
Melihatmu aku bangga
Tetap berpegang pada cahaya
Di saat manusia merasa mulia dengan dunia
Kuingin tetap melihatmu di sana
Berdiri gagah menantang zaman
Turut edan kau tak akan tahan

Tamalanrea Indah, Juli 2004

Arsip Blog

chating pengunjung


ShoutMix chat widget

kegiatan

 

"BERFIKIR IDEOLOGIS, BERTINDAK SIYASIH, ISTIQAMAH DALAM DAKWAH" | Copyright © Hanya Milik Allah SWT | template By: NdyTeeN.. Powered by Blogger.